Filosofi di balik desain Jersey Batik Trijee (edisi 2022)
Trijee selalu muncul memperingati hari besar dengan Jersey tematiknya, kali ini Trijee memperingati hari batik nasional yang tepatnya jatuh pada tanggal 2 Oktober 2022. Trijee bukan kali ini saja membuktikan bahwa batik bukan hanya diperuntukkan untuk acara formal saja, tetapi bisa digunakan untuk berbagai macam acara termasuk olahraga. Dengan Bahan Dri-fit yang ringan dan mudah kering saat dipakai olahraga dan desain yang berbeda dari jersey pada umumnya, berikut adalah makna filosofis dari desain jersey batik trijee edisi 2022
Rahwana :
Sebagai karakter antagonis namun ada sisi keteguhan dibalik karakter tersebut, Ia teguh menunggu Dewi Sinta jatuh hati kepadanya, Ia juga memliki anak yang menjadi pejuang tangguh bernama Indrajit yang tergambar pada bagian belakang jersey.
Jago Kembar :
Tradisi adu ayam di Pulau Jawa adalah permainan dua ayam Jago di lingkaran tunggal atau peristiwa. Rata-rata ayam yang dipertandingkan sampai baik kabur atau hilang, bahkan sampai mati. Permainan ini umumnya diikuti oleh judi yang berjalan tidak jauh dari adu ayam arena, aspek ini terkait dalam satu pertandingan, tampaknya kurang menarik jika tidak terkait dengan taruhan. Pemilik dari sang Ayam Jago tersebut adalah kaum Pria, karena mempunyai makna berkaitan dengan kekuasaan, kemapanan dan tahta.
Limaran :
Limaran adalah permaisuri raja yang cantik jelita. Walaupun ia berpenampilan sederhana, namun tetap memiliki kecantikan yang luar biasa dan ia mempunyai kegemaran membatik. Limaran memiliki kisah antara permaisuri cantik dan pertemuannya dengan peri buruk rupa yang diangkat sebagai pembantunya. Namun karena kedengkian dan sifat iri dari si buruk rupa, ia menghianati sang permaisuri.
Diarini Graming :
Motif bunga Krisan yang ada pada desain ini adalah bunga yang sering mekar di musim gugur, dan banyak pohon yang menggugurkan dedaunannya. Maka dari itu, bunga seruni disimbolkan sebagai ketabahan menghadapi keadaan. Tak hanya itu, bunga seruni juga menisyratkan umur yang panjang, kesejahteraan dan kebahagiaan di usia tua.
Prenjak :
Prenjak Jawa merupakan burung endemik (menyebar terbatas) di wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Burung tersebut sering hadir berpasangan dan bersahut-sahutan jika bersiul. Sebagian masyarakat Jawa, mempunyai kepercayaan bahwa jika pasangan burung tersebut bersiul bergantian selama beberapa waktu di suatu tempat sekitar rumah, menjadi pertanda atau firasat yang bisa bersifat baik atau buruk. Hal ini berkaitan tentang ketajaman manusia dalam berpikir dan merasakan pertanda alam yang bahkan sering dianggap sebagai mitos. Kedekatan personal manusia dengan alam, akan mampu menciptakan prediksi-prediksi terhadap rasa hidup bersama dan semangat tenggang rasa.
Dedali :
Dedali dalam bahasa Sunda aslinya bermakna "burung rajawali", dan juga sah saja memaknai "Manuk Dadali" sebagai "burung Garuda yang melambangkan Nusantara." Dalam tradisi musikal Sunda, lagu ini dimasukkan sebagai kawih atau kakawihan. Dalam kisah Mahabarata juga banyak diceritakan tentang keperkasaan burung Garuda yang merupakan sebagai kendaraan Dewa Wishnu, hal ini banyak di jumpai pada relief-relief pada candi di Jawa, salah satunya Candi Dieng. Singkatnya berkat dibantu oleh juru masak sang Raja, ia dapat menemui kembali sang permaisuri dan kisah pertemuannya sangat mengharukan, sang Raja berjanji menghukum si buruk rupa.
Pangestuti :
Arti kata Pangestuti dalam Kamus Bahasa Jawa – Indonesia adalah Puji atau Bakti. Selain itu kata tersebut sering dipakai untuk nama anak wanita pada masyarakat daerah Jawa. Warna merah muda dan motif Truntum yang digunakan pada desain pangestuti ini bermakna cinta yang tumbuh kembali. Motif ini juga sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur.
Padma Kinandita :
Adalah bunga Teratai yang selalu disinari matahari, mempunyai filosofi, bunga teratai tumbuh di lingkungan yang berbeda seperti air keruh dan berbau tidak sedap, namun di balik itu, teratai pun berusaha menutupinya dengan keindahan bunga dan daunnya yang lebar. Dengan demikian, orang yang melihatnya bisa lebih fokus pada keindahan bunga teratai dan bukan lingkungan sekitarnya. Begitu juga dalam kehidupan manusia. Meski/Jika kita berasal dari lingkungan keluarga yang dipandang rendah oleh orang lain, sebenarnya hal itu bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita maupun kebaikan.
Demikian lah filosofi dari desain batik trijee edisi tahun 2022. Bagaimana? apakah kamu tertarik untuk membuat custom jersey mu sendiri di Trijee sportswear, hubungi kontak kami untuk menanyakan tentang custom kamu ya!